Melawan Restu
Aku kira kemarin adalah patah hati terhebat. Namun, masi ada yang lebih dari itu. Restu. Jika hubungan tanpa restu maka jangan sesekali untuk melangkah. Itulah yang terjadi pada diri ini. Setelah selsai dengan satu nama, kemudian ada nama baru. Yang dikira nama baru itu adalah sebuah jodoh. Namun, nyatanya masih bukan. Perkenalan itu sudah lama. Namun, untuk membuka pintu nya yang butuh proses. Begitu pintu itu terbuka sangat lebar. Hanya kecewa yang aku dapat. Lagi - lagi ini menyakitkan. Inilah paling menyakitkan dalam sejarah hidup. Karena marwah ini serasa direndahkan. DIA membangkitkanku. DIA juga menjatuhkanku. Di tempat paling dasar. Kami kira akan ada sebuah resepsi pernikahan tahun depan. Tapi restu nya yang tak berpihak. Untuk itu kami memutuskan untuk saling melepaskan. Kami tidak mungkin menjalani sebuah hubungan tanpa restu. Dia tak mampu melawan restu. Apa yang terjadi? Aku dihukum atas kesalahan yang aku tidak perbuat. Keluarganya menolaku hanya hanya karena tidak me