PATAH HATI I
Untuk kesekian kalinya ini harus aku alami. Bernama patah hati, entah mengapa sebodoh ini selalu terulang kembali. Dengan orang yang sama. Mungkin orang akan mudah mengatakan kok bisa. Kenapa gak belajar dari pengalaman kemaren ? Mereka tak akan tahu macamana rasanya harus melalui ini semua. Jujur mimpi kita hanya akan sebatas mimpi. Kau lagi - lagi membuatku mengantung tanpa terputus. Aku penat harus melalui hari - hari tanpa adanya kepastian. Aku bisa saja menunggumu beberapa lama lagi seperti maumu. Tapi, pernahkan kau berfikir bagaimana rasanya jadi aku? Harus menunggu tanpa kau pastikan kata kapan? Jika saja kita memutuskan semua ini sejak awal, ini tidak akan terjadi lagi. Sudah selalu ku katakan kita tidak akan pernah bisa bersatu. Apapun itu semua yang kita rasa harus kita padamkan. Namun, kau selalu saja membantahku. Kini aku yang harus melalui ini sendiri. Patah hatiku yang ku buat karena kesalahanku terlajur menyayangimu dengan sepenuh hatiku. Aku tidak ingin hubungan ini mempersulit kehidupanku lagi. Ijinkan aku benar pergi, mesti kau tak akan mengijinkan. Biarlah aku bahagia tanpa tersiksa karena penantian panjang yang tak berhujung. Aku juga layak bahagia, bersama lelaki yang iklas bersamaku. Bukan hanya menunggu tanpa adanya ikatan yang sah. Aku tahu dan aku faham inilah resikonya, yang sejak awal sudah aku prediksikan. Patah hati yang terhebat akan aku lalui. Melupakanmu dalam hidupku adalah hal yang terberat. Impian kita ada dipelaminan. Namun, semua itu hanya sebatas mimpi. Semoga kau akan menemukan yang lebih dariku. Dan ijinkan aku menerima lelaki yang layak untuk bersama menemani hidupku. Aku ingin bahagia tanpa tersiksa. Tanpa harus memikirkan bagaimana keluarga kita. Memperhitungkan marwah keluarga kita. Itu tidak akan terjadi karena kita tak boleh bersatu. Jangan kawatir keluarga kita akn baik - baik saja jika kita tidak bersatu.
Sungguh mungkin aku bodoh. meneteskan air mata pada yang tak sudi.
Komentar