Aku
merasa sangat bimbang dengan apa yang aku lakukan saat ini. Benarkan yang aku
lakukan? Atau semua hanya akan sia – sia seperti kata mereka. Namun, mengapa
keyakinan ini masi kuat. Aku masi inggin menunggunya. Aku masi ingin
mendoakannya. Aku masi menaruh harapan padanya. Meski KAU tak pernah sedikitpun
memberikan pertanda padaku. Untuk berjanji padaku pun KAU tak pernah lakukan.
Untuk mengajakku pun kau tak pernah mengatakan. Lantas bagaimana aku seharusya?
Berada dalam posisi yang sulit untuk aku lalui.
Jika
kita ditakdirkan untuk saling menunggu dan bersabar hingga masa itu tiba, aku
masi sangup dan mampu. Tapi, jika yang terjadi adalah sebaliknya. Mampukah aku
mengumpulkan pecahan gelas yang sudah pecah ini ? Sangup kah aku menerima
takdirku yang tak seusai dengan harap dan inginku ?
Dalam
hati, aku selalu berkata dan bertanya. Aku merasa tak pernah merasakan ini
sebelumnya. Aku tak pernah mampu dalam penantian dengan saling menjaga satu
sama lain. Apakah di sana KAU terjaga, atau hanya kau yang terjaga? Itu yang
selalu menjadi pertanyaan dalam pikiranku. Kembali lagi pada kekuatan sebuah
DOA yang tak putus maka tak akan ada yang sia – sia. Aku yakin KAU terjaga
sebagaimana aku menjaga yang sepatutnya ku jaga.
Percaya
atau tidak hingga ujung tahun ini aku akan menunggumu, jika kau tidak
mengatakan apapun maka aku yang akan pergi seperti biasa yang ku lakukan. Aku
pernah benar – benar pergi meninggalkanmu. Tapi, apakah aku akan benar pergi?
Berkali – kali aku mencoba pergi selalu saja gagal. Kembali tetap kepelukanmu. Aku
ingat ketika aku benar memutuskan menjauh dan pergi dari Kota kita, aku benar –
benar melupakanmu. Sebaliknya yang tak kusangka KAU yang memangilku kembali ke
pelukanmu tanpa adanya sebuah kepastian.
Kita
ini apa ?
Dua
orang yang saling menyayangi, namun dalam diam kita melakukan hal masing –
masing tanpa saling mengungkapkan rasa. Seketika KAU mengungkapkan rasa, yang
ada dalam benaku hanyalah ingin membangun masjid bersamamu. Impianku
sejak dahulu sebelum aku pergi dari Kota itu. Impian yang aku kubur karena rasa
tahu diriku terhadapmu. Impian yang aku kira hanya akan menjadi sebuah dongeng karena aku dan kau masih saudara. Aku percaya padamu meski hati ini sering merasa bimbang karena ingin mendengar kepastian dari mulutmu.
Semoga
akan ada jalan untuk kita bersatu dengan indah dan Ridha dari Nya. Aamiin.
Komentar