Postingan

PATAH HATI II

 Maaf jika aku tidak lagi meresponmu. Mungkin kau akan menerka aku kenapa? Sungguh sakit sekali rasanya. Kita tak pernah macam ni. Meski kita sering sibuk masing - masing. Tapi ada komukasi walaupun singkat. Kali ini lain jadinya, aku terpaksa tidak bisa mengangkat vidio call mu. Ini tak biasa aku lakukan. Kau tau itu kan? Tapi ini harus aku lakukan. Meski rasanya nyesek sekali. Aku hanya ingin melatih agar jauh darimu. Sebab aku faham kita tidak bisa bersatu. Jangan menambah hayalan baru dalam permainan ini. Akan ada hati yang sangat terluka setelahnya. Aku sangat sayang padamu. Aku juga berhak bahagia tanpamu. Kau pasti tidak akan terima jika aku mengatakan kita akhiri saja semua permainan ini. Untuk itu cuma ini cara terbaik agar kita saling menjauh, sejauh mungkin. Aku selalu berdoa kau diprtemukan dengan yang terbaik. Aku juga berdoa agar aku mampu melupakanmu. Melupakan semua tentang kita. Semua hanya masa lalu. Toh 2tahun ini kita tak bisa jumpa. Jarak kita terlalu jauh. Meski k

PATAH HATI I

 Untuk kesekian kalinya ini harus aku alami. Bernama patah hati, entah mengapa sebodoh ini selalu terulang kembali. Dengan orang yang sama. Mungkin orang akan mudah mengatakan kok bisa. Kenapa gak belajar dari pengalaman kemaren ? Mereka tak akan tahu macamana rasanya harus melalui ini semua. Jujur mimpi kita hanya akan sebatas mimpi. Kau lagi - lagi membuatku mengantung tanpa terputus. Aku penat harus melalui hari - hari tanpa adanya kepastian. Aku bisa saja menunggumu beberapa lama lagi seperti maumu. Tapi, pernahkan kau berfikir bagaimana rasanya jadi aku? Harus menunggu tanpa kau pastikan kata kapan? Jika saja kita memutuskan semua ini sejak awal, ini tidak akan terjadi lagi. Sudah selalu ku katakan kita tidak akan pernah bisa bersatu. Apapun itu semua yang kita rasa harus kita padamkan. Namun, kau selalu saja membantahku. Kini aku yang harus melalui ini sendiri. Patah hatiku yang ku buat karena kesalahanku terlajur menyayangimu dengan sepenuh hatiku. Aku tidak ingin hubungan ini m

Kunci Surga "Ibu"

Ketika ada surga dan neraka Pastilah surga yang ingin kau tuju  Surga yang kau dambakan  Surga yang selalu kau rindukan  Tapi tau kah kau di mana letak kuncinya  Ia ada dalam baktimu pada ibumu  Ibu yang melahirkanmu  Yang mrawatmu dengan penuh kasih sayang dan keiklasan  Namun, sadarkah kau dengan tabiatmu itu  Memperlakukannya seolah tidak berharga  Hingga kau lupa untuk merawat surgamu  Kau sia - siakan begitu saja  Kau memang ahli ibadah  Tuhan tahu itu  Hey, ibadahmu saja tidak cukup Untuk membuka pintu surga  Tanpa restu dan doa ibumu  Semua akan sirna  Kembalilah meraih surgamu  Degan memuliakan ibumu 

Sajak Rinndu

Rindu itu datang lagi dengan wujud aslinya Menghadang dengan senyuman Berkali - kali kubenamkan pandangan Ke tiap penjuru sepi Sia - sia selalu Sia - sia Rindu itu dengan perkasa bertahta Menekan gerak pengelihatan Begitu mudah tersentuh desah Mengurungku makin semu Berlabuh jauh Kemasa luruh Rindu itu Lepas menjelajah waktu Lalu meresap, merampas denyut nadiku 1971961

Ijinkan

Dulu aku pernah pergi dari hidupmu setelah aku tau kenyataan kita hanyalah dua orang yang tak akan ada apa - apa. Aku benar-benar pergi dan meninggalkanmu. Tak mengganggumu, tak ingin berkabar denganmu. Tapi, kau mencariku. Kau menghubungiku, ingin selalu bercerita kepadaku. Hingga akhirnya aku benar-benar memutuskan pergi jauh menginggalkanmu, menginggalkan kota itu. Ku lupakan segalanya tentang kita yang begitu amat singkat. Sampailah aku benar-benar mampu terbiasa tidak denganmu. Aku mampu berdiri sendiri tanpa ada rasa untukmu. Tapi, nyatanya dengan tiba - tiba kau mencariku kembali. Aku masi saja bodoh mau menerimamu untuk dekat denganku. Kita lalui macam biasa. Justu kita semakin dekat dan saling menahan rindu yang tak bisa temu. Aku sadar apa konsekuensi dari semua itu. Jarak adalah hal yang menyakitkan untuk kita. Aku dan kau tak bisa jumpa sebab jarak. Berbulan - bulan kita menjalani hidup seperti sedia kala. Komunikasi yang tak begitu sering, namun selalu ada kabar meski ta

Bimbang

Aku merasa sangat bimbang dengan apa yang aku lakukan saat ini. Benarkan yang aku lakukan? Atau semua hanya akan sia – sia seperti kata mereka. Namun, mengapa keyakinan ini masi kuat. Aku masi inggin menunggunya. Aku masi ingin mendoakannya. Aku masi menaruh harapan padanya. Meski KAU tak pernah sedikitpun memberikan pertanda padaku. Untuk berjanji padaku pun KAU tak pernah lakukan. Untuk mengajakku pun kau tak pernah mengatakan. Lantas bagaimana aku seharusya? Berada dalam posisi yang sulit untuk aku lalui. Jika kita ditakdirkan untuk saling menunggu dan bersabar hingga masa itu tiba, aku masi sangup dan mampu. Tapi, jika yang terjadi adalah sebaliknya. Mampukah aku mengumpulkan pecahan gelas yang sudah pecah ini ? Sangup kah aku menerima takdirku yang tak seusai dengan harap dan inginku ? Dalam hati, aku selalu berkata dan bertanya. Aku merasa tak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku tak pernah mampu dalam penantian dengan saling menjaga satu sama lain. Apakah di sana KAU

Kau

Mengapa kau tak yakin. Mengapa aku pun tak yakin. Padahal jelas sudah rasa itu sama - sama ada. Kita merasakan satu sama lain. Namun, terkadang kau membuatku seolah tak ada dalam hidupmu. Kau mengangapku semacam tumbuhan, bukan manusia yang berperasaan. Kadang kala kau membuatku menjadi seorang majikan. Mengapa kau selalu membuatku semacam ini? Saat kau tak ada selama dalam kurun 1tahun. Aku tak pernah ambil peduli tentang kau secara langsung. Mesti dalam diam aku tak permah berhenti untuk tetap bisa meliahmu dari jauh. Ketika kau datang kembali setelah sekian lama, terkadamg kau menyanjungku. Tapi lebih sering kau mengacuhkanku. Jika aku bercerta tentang orang lain. Kau mengalihkan dan terlalu cepat marah bahkan mengambil kesimpulan yang salah. Hatiku layak untuk dijaga. Aku pun layak bahagia tanpa tersiksa oleh perilakumu. Tapi aku bisa apa. Jika semua tak permah ada kejelasan dan masi sebatas dalam penantian yang tidak tahu akan berujung dimana. Doaku tak permah putus