Postingan

Bimbang

Aku merasa sangat bimbang dengan apa yang aku lakukan saat ini. Benarkan yang aku lakukan? Atau semua hanya akan sia – sia seperti kata mereka. Namun, mengapa keyakinan ini masi kuat. Aku masi inggin menunggunya. Aku masi ingin mendoakannya. Aku masi menaruh harapan padanya. Meski KAU tak pernah sedikitpun memberikan pertanda padaku. Untuk berjanji padaku pun KAU tak pernah lakukan. Untuk mengajakku pun kau tak pernah mengatakan. Lantas bagaimana aku seharusya? Berada dalam posisi yang sulit untuk aku lalui. Jika kita ditakdirkan untuk saling menunggu dan bersabar hingga masa itu tiba, aku masi sangup dan mampu. Tapi, jika yang terjadi adalah sebaliknya. Mampukah aku mengumpulkan pecahan gelas yang sudah pecah ini ? Sangup kah aku menerima takdirku yang tak seusai dengan harap dan inginku ? Dalam hati, aku selalu berkata dan bertanya. Aku merasa tak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku tak pernah mampu dalam penantian dengan saling menjaga satu sama lain. Apakah di sana KAU

Kau

Mengapa kau tak yakin. Mengapa aku pun tak yakin. Padahal jelas sudah rasa itu sama - sama ada. Kita merasakan satu sama lain. Namun, terkadang kau membuatku seolah tak ada dalam hidupmu. Kau mengangapku semacam tumbuhan, bukan manusia yang berperasaan. Kadang kala kau membuatku menjadi seorang majikan. Mengapa kau selalu membuatku semacam ini? Saat kau tak ada selama dalam kurun 1tahun. Aku tak pernah ambil peduli tentang kau secara langsung. Mesti dalam diam aku tak permah berhenti untuk tetap bisa meliahmu dari jauh. Ketika kau datang kembali setelah sekian lama, terkadamg kau menyanjungku. Tapi lebih sering kau mengacuhkanku. Jika aku bercerta tentang orang lain. Kau mengalihkan dan terlalu cepat marah bahkan mengambil kesimpulan yang salah. Hatiku layak untuk dijaga. Aku pun layak bahagia tanpa tersiksa oleh perilakumu. Tapi aku bisa apa. Jika semua tak permah ada kejelasan dan masi sebatas dalam penantian yang tidak tahu akan berujung dimana. Doaku tak permah putus

Perihal Rasa

Bagaimana bisa aku lupa. Jika aku pernah mengoreskan tinta dan menuliskam kisah tentangmu. Sungguh tidak ingin aku tersiksa karena rasa yang tak mampu untuk ku ungkapkan padamu.  Dulu ak sempat berfikir akan mengemukakanya. Namun, aku patah balik untuk tetap diam. Hingga Allah pun paham, mengapa hari ini perihal rasa bisa bermula kembali.  Seharusnya ini tidak terjadi diantara kita berdua. Aku selalu saja mengatakan itu padamu. Namun, kau selalu bilang bahwa semua sudah Allah atur. Apalagi yang bisa ku katakan jika sudah Tuhan yang kau bawa menjadi penyelamat kalimatmu dalam berdalih di depanku. Aku tak ingin menghancurkan suasana yang sudah terjalin lama diantara kita berdua. Jika harus sama - sama mengemukakan perasaan yang terpendam. Lantas mampukah kita mencari jalan keluar dari apa yang kita rasa?  Aku masi tidak percaya tentang apa yang kau ungkapkan padaku. Begitu banyak pertimbangan dalam diri ini. Seolah hati dan pikiran sedang beradu satu sama lain.  Tapi, kada

Terimakasih Team PKKP Kebumen

Gambar
Terimakasih Team PKKP Kebumen Februari 2019, aku mengawali pendaftaran Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda (PKKP) Jawa Tengah, khususnya di Kab Kebumen. Tempat dimana aku dilahirkan. Sampai akhirnya pertengahan Februari aku dinyatakan lolos sebagai Pemuda Pelopor perwakilan Kab Kebumen beserta 13 kawan yang lainnya. Sebelum aku berjumpa dengan mereka team PKKP Kebumen, aku merasa tidak ada kawan disini. Sebab hampir 7 tahun aku hidup di Kota Medan.   Dengan tiba – tiba aku harus kembali ke Kebumen karena alasan orangtua. Awalnya aku sulit beradaptasi kembali dengan lingkungan asalku, mungkin hingga hari ini aku masi merasa canggung. Namun, seketika berubah setelah pertemuan dengan mereka. Mereka memberi warna yang baru. Mereka team PKKP Kebumen. Yang aku tak sangga kalaulah mereka akan membuat aku tersenyum kembali. Aku seperti bisa tertawa bersama serta melakukan banyak hal di dalam pekerjaan maupun di luar jam kerja bersama mereka. Suasana hati hidup kembal

3 Bulan Sudah

3Bulan sudah aku meninggalkan kota itu. Kota Medan yang penuh dengan berbagai macam kenangan. Aku benar-benar pergi dan tak kembali. Tapi sesekali aku akan datang berkunjung ke kota itu sekedar berlibur, bukan menetap seperti dulu. Serpihan kenangan 7th lepas masi belum bisa kulupakan. Bahkan mungkin aku tak akan mampu untuk melupakannya. Dari awal memilih Universitas, sampailah aku mendapatkan pekerjaan. Semua masi sangat terkemas rapi dalam inggatanku. Seandianya waktu dapat diputar, aku tak inggin datang ke sana. Sebab sekali aku datang kemudian aku jatuh cinta, tapi pada akhirnya aku harus pergi meninggalkan. Bukan mudah berada diposisiku. Harus belajar dan pergi jauh dari orangtua. Kemudian beradaptasi dengan lingkungan asing. Tidak mengenal siapa pun di sana. Seorang teman pun dulu aku tak punya. Hinggalah akhirnya aku mampu menyesuaikan diri dengan segala yang ada. Aku memulai menerima takdirku, inilah pilihanku. Yang  aku perjuangkan demi sebuah cita-cita. Kota itu buk

Sisa - sisa Kebahagiaan di MEDAN 3

Hanya tersisa beberapa hari lagi di Medan. Seiap hari tak bisa tidur. Rasanya macam banyak kali yang dipikirkan. Kantong Mata semakin menghitam. Berat badan semakin naik akibat stres berat. Sudah mulai malas - malasan kerja. Seolah semua yang ku lakukan semua sekrang ini hanyalah sebuah fatamorgana. Gerakan yang penuh dengan kepura - puraan belaka. Ingin rasanya mulut ini menguapkan sesuatu. Namun, mengapa sungguh sulit. Aku dalam dilema yang begitu besar. Antara intra dan inter dalam diri. Siapa yang akan berkuasa atas diriku? Aku tak tahu. Hati ini sersa kosong. Pikiran ini semakin serabut. Setiap detik aku berfikir apa plan setelah ini, yang masi menjadi teka - teki. Meninggalkan zona nyaman itu sulit. Tapi bertahan juga tidak akan mungkin. Aku hanya inggin hidup tenang dalam sebuah kota yang nyaman. Dimana ada kota yang mampu melembutkan diriku. Membuat aku merasan nyaman dan akan bertahan lama. Ada dua pilihan yang masi kuragukan dalam hati ini. Kota ini atau

Sisa-sisa Kebahagiaan di MEDAN 2

Minggu ke 2 bulan Agustus....... Hari semakin cepat tanpa ku sadari. Ini sudah minngu ke 2. Hanya sedikit sisa untuk menuju hari pulang ke habitat. Aku semakin tak paham dengan diriku. Jika cuti semester aku pulang aku sanggat bahagia. Tapi, kali ini rasanya macam sedih dan masi berat meninggalkan Medan. Yang anehnya lagi pekerjaan yang sempat aku benci saat ini menjadi pekerjaan yang sulit ku tinggalkan. Ntah lah, awal - awal aku tak nyaman sama sekali. Bahkan aku meunggu hari kapan aku bisa pulang dan memulai hidup baru di kota yang baru. Kali ini lain, aku merasa berat meninggalkan pekerjaan, teman- teman, dll. Mungkin benar jangan terlalu membenci nanti kita akan suka. Ya lah, tidak mungkin ku pungkiri aku mulai menyukai dunia marketingku di witel medan. Pertempuran semakin asyik. Semakin banyak event. Semakin banyak bertemu dengan orang baik. Semakin bertambah ilmu. Tapi itulah, ini hanyalah sisa - sisa kebahagiaan saja. Bulan depan aku harus pergi juga dan melepas pekerjaan